Kuliah Umum: Krisis Iklim dan Peluang Pekerja Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat Rentan
Narasumber memberikan materi ke peserta kuliah umum
Perubahan iklim secara langsung memperdalam ketidaksetaraan dan memperparah kerentanan sosial. Dalam konteks ini, peran pekerja sosial menjadi sangat strategis. Pekerja sosial memiliki kapasitas dalam pemberdayaan komunitas, advokasi hak-hak kelompok rentan, fasilitasi akses terhadap layanan sosial, dan pembangunan ketahanan sosial di tingkat akar rumput.
Untuk dapat menjawab tantangan tersebut, pekerja sosial perlu memperluas wawasan dan kompetensinya dalam isu-isu kontemporer seperti perubahan iklim dan adaptasi berbasis komunitas. Magister Kesejahteraan Sosial mengadakan kegiatan Kuliah Umum dengan tema “Adaptasi Perubahan Iklim dan Peluang Peran Pekerja Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat Rentan” di ruang rapat lt. 2 fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, jumat (13/6).
dalam kegiatan tersebut diikuti oleh mahasiswa aktif prodi Magister Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga dan beberapa stake holder eksternal seperti Dinsos Bntul, iPSPI dan Rumah Sakit Sardjito dengan mengundang narasumber Wiwit Prasetyono Hidayat (Partnership Coordinator Arbeiter Samariter Bund/ASB South and South East Asia).
Muh Ulil Absor Kaprodi Magister Kesejahteraan Sosial mengatakan kuliah umum ini diselenggarakan untuk memperkenalkan dan memperkuat pemahaman mahasiswa Magister Kesejahteraan Sosial mengenai keterkaitan erat antara perubahan iklim dan kesejahteraan masyarakat. Melalui paparan dari praktisi yang telah bekerja langsung dalam program adaptasi perubahan iklim berbasis komunitas, diharapkan peserta dapat melihat bagaimana prinsip inklusi sosial, pemberdayaan, dan pembangunan berkelanjutan dapat diintegrasikan dalam intervensi sosial.
“Kegiatan ini juga bertujuan membangun kesadaran kritis bahwa pekerja sosial masa kini tidak hanya bekerja dalam ruang domestik atau layanan sosial formal, tetapi juga harus terlibat aktif dalam isu-isu global seperti krisis iklim. Dengan demikian, kuliah umum ini menjadi langkah awal membekali mahasiswa untuk dapat berkontribusi secara nyata dalam menciptakan masyarakat yang lebih tangguh, adil, dan berkelanjutan,”Ungkap Ulil.
Sementara Wiwit menjelaskan bagaimana peluang peran dan kontribusi pekerja sosial dalam upaya adaptasi perubahan iklim, menurutnya akademisi adalah mitra strategis terhadap berbagai inovasi dalam pemberdayaan masyarakat dan perubahan iklim. Pekerja sosial merupakan garda terdepan yang berinteraksi langsung dengan masyarakat akar rumput, pemerintah daerah, maupun stakeholder lainnya di tingkat lokal hingga internasional.
Pekerja sosial memiliki kompetensi yang mendukung program agar lebih inklusif dengan melibatkan kelompok-kelompok paling berisiko."Dan teman teman beruntung karena belajar tentang kesejahteraan sosial, saya tidak belajar, ga tau belajar kemana, belajar perlindungan anak kemana, ahirnya langsung belajar ke masyarakat, langsung praktek tinggal bersama masyarakat". ucap Wiwit.
Selain itu, narasumber memberikan paparan proyek sosial yang pernah dijalankan di beberapa daerah di Indonesia dan Asia, terutama mengenai pola pemberdayaannya, sebagai tambahan pengetahuan pemberdayaan bagi para peserta. Peserta pun menanggapi dengan diskusi hangat terkait praktek pekerja sosial dan tantangan di masa depan. (Kh)